Macam-macam Penyakit Pendaki Gunung Dengan Ketinggian di Atas 2500 mdpl Serta Tindakan Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan

Cara Mengatasi 6 Gelaja dan Gangguan Kesehatan (mountain sickness) yang bagi Para Pendaki

Dzargon – Pendakian Gunung memang menjadi hobi yang paling keren dekade ini bahkan sangkin populernya, hobi bahkan sudah mulai disentuh oleh anak-anak dan para pemula yang tidak memiliki banyak kemampuan survive yang baik, namun tidak masalah, hobi itu pilihan. Nah sebagai bekal dasar bagi kalian yang tidak mendapatkan pelatihan dasar mountaineering, berikut ini ada beberapa langkah sederhana untuk melakukan penanganan mengenai mountain sickness yang paling sering muncul.

Kenapa pengetahuan mengenai penanganan Mountain Sickness penting?

Yah karena tujuannya adalah untuk menyelamatkan jiwa yang mungkin saja dapat tertolong. Mountain Sickness memang tidak menjadi masalah besar jika pasien dapat segera dilarikan ke rumah sakit terdekat atau mendapatkan penanganan professional dari medis, namun hal ini tentu saja sulit di lakukan di atas gunung, oleh karena itu satu-satunya cara adalah membekali diri sendiri untuk menolong teman lain dan satu atau bahkan tim lain yang membutuhkan pertolongan.

1. Heat Cramps

Heat Cramps adalah jenis sakit yang paling sering muncul dalam pendakian, serangan dapat dirasakan terutama bagi para pendaki pemula karena kurangnya persiapan fisik. Heat Cramps sendiri adalah kejang otot yang sangat sakit akibat dari panas berlebihan pada otot yang digunakan untuk melakukan kerja berat seperti paha, beti dan punggung. Serangan ini paling sering muncul pada kondisi cuaca panas terutama ketika keringat banyak keluar dan tubuh kekurangan cairan dan garam. Jika tidak segera ditangani, Heat Cramps akan menjadi Heat Exhaustion.
penangan Macam-macam Penyakit Pendaki Gunung Dengan Ketinggian di Atas 2500 mdpl Serta Tindakan Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan
Gejala Heat Cramps
  • Kram yang muncul tiba-tiba di daerah paha, betis atau pundak. 
  • Otot terasa kaku, tegang dan sulit dilakukan relaksasi. 
  • Terasa sangat dan nyeri berlebih dan semakin nyeri ketika di gerakkan
Penanganan Heat Cramps
  • Istirahat paling tidak 60 menit
  • Rendam kaki dengan air atau pendingin lainya, hindari penggunaan air yang terlalu dingin dan es batu.
  • Minum dan makanan yang mengandung garam.

2. Heat Exhaustion

Serangan ini sering terjadi pada pendaki yang terlalu memaksakan diri dan menghiraukan gejala Heat Cramps. Penyebabnya tidak lain karena terpapar sinar matahari terlalu lama sambil bergerak dan berkeringat. Dampaknya kelelahan, tekanan darah turun, hilang keseimbangan dan bahkan diakhiri dengan pingsan. Hal ini harus segera diwaspadai jika tidak akan berujung pada Heat Stroke yang sangat berbahaya. 
kelemahan cewek ketika berkeringat dan mendaki gunung
Gejala Heat Exhaustion
  • Kelelahan
  • Rasa Cemas Meningkat
  • Bada Basah Kuyup karena keringat
  • Biasanya disertai dengan halusinasi
  • Pusing saat berdiri, karena kurangnya darah k eotak
  • denyut jantung lambat
  • Pucat, dan kulit menjadi dingin serta lembab
  • Kebingungan
Penanganan Heat Exhaustion
  • Hentikan pendakian dan cari daerah teduh
  • Minum banyak cairan yang mengandung Eletrolit
  • Segera mungkin membangun tenda dan pulihkan kembali tenaga, lalu turun gunung

3. Heat Stroke

Heat Stroke adalah kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan banyak cairan dan harus segera di obtai. Biasanya ditandai dengan suhu tubuh sangat panas sampai 41° C, kenaikan lebih dari suhu ini dapat menyebabkan cacat permanen (Stroke, lumpuh) bahkan kematian. Kerusakan otak juga menjadi ancaman dari Heat Stroke. Heat Stroke sudah tidak masuk pada level pertolongan pertama tapi harus segera mendapatkan penanganan Medis secara profesional.

3. Heat Stroke mulut menganga cewek pendaki gunung cantik pingsan

Gejala Heat Stroke
  • Sakit Kepala 
  • Vetigo
  • Kulit terasa panas
  • Kulit kering dan tampak merah
  • denyut jantung meningkat sampai 2 kali lipat
  • Pernafasan meningkan. 
Penangangan Heat Stroke
  • Bawa korban ke tempat yang sejuk
  • buka seluruh baju korban 
  • Bungkus korban dengan selimut basah dengan suhu mencapai 37° sampai 38° Celcius.
  • Segera berikan penanganan profesional kepada dokter.

4. Altitude Sickness

Sebagaimana yang diketahui, ketinggian suatu tempat berbanding terbalik dengan jumlah oksigen-nya, oleh karena serangan yang paling terjadi dalam keadaan ini adalah kadar oksigen di dalam darah atau biasa di kenal dengan Altitude Sickness atau serangan sakit pada daerah pegunungan. Penyebabnya tidak lain adalah kekurangan oksigen dan kecepatan gerak terlalu tinggi.
Gejala Altitude Sickness
  • Pusing
  • sesak nafas
  • tidak memiliki nafsu makan
  • mual dan terkadang diserta dengan muntah
  • lemas
  • letih 
  • lesu
  • Jantung berdenyut cepat
  • mudah lelah 
  • sering mengantuk
  • muka pucat
  • bibir dan kukur kebiru-buruan

Penanganan Altitude Sickness

  • Gejala ini adakan hilang dengan istirahat yang cukup paling tidak tidur minimal 8 jam.
  • Jika tidak membaik segerah bawa korban ke ketinggian lebih rendah dari 1.000 mdpl.

5. Hipotermia

Hipotermia adalah jenis serangan yang terjadi akibat berkurangnya banyak kalor dari tubuh sehingga suhu tubuh turun drastis sampai kurang dari 35°C. Penyebabnya di sebabkan oleh banyak hal seperti, suhu yang ekstrim, pakaian basah, kurangnya asupan makanan bergizi dan berkalori namun yang paling sering muncul karena suhu yang sangat ekstrem.
Gejala Umum Hipotermia:
  • Menggigil
  • Dingin
  • Pucat
  • kulit kering
  • bingun
  • lesu
  • kehilangan akal sehat
  • Kadang ingin meberontak
Gejala berdasarkan suhu tubuh:
  • 37° = masih dalam keadaan normal, nafas pendek dan pelan, denyut jantung berkurang dan lemah
  • 36° – 35° = Menggigil dan bulu kuduk berdiri, masih terkendali
  • 34° – 33° = Menggigil hebat dan tidak dapat di kendalikan,gerakan lamban, sistem koordinasi sudah mulai terganggu, sering berteriak dan tempramental
  • 32° – 31° = Denyut Nadi dan Jantung semakin menurun, menggigil lebih hebat, tingkat kebingungan meningkat, merancau, hilang ingatan, biji mata mulai membesar.
  • 30° – 29° = Ototo menjadi kaku, biji mata membesar, denyut nadi hampir hilang dan tidak teratur, tarikan nafas sangat lemah, warna kulit kebiru-biruan, tingkah laku seperti orang gila sampai menuju ke arah tidak sadar.
  • 38° – 27° = Pingsan, biji mata tidak merespon gerakan cahaya, tidak dapat merespon rasa sakit dan gerakan spontan, terlihat seperti orang meninggal.
  • 26° = Koma darurat, suhu tubuh turun drastis.
  • 22° – 20° = Denyut jantung berhenti dan meninggal.
Penanganan Sementara:
  • Jangan biarkan pasien untuk tidur, karena tertidur dapat menurunkan denyut jantung dan kehilangan kesadaran. Menggigil hanya terjadi pada orang sadar dan ini adalah respon biologis tubuh untuk menghangatkan badan ketika kekurangan kalor terlalu banyak
  • Jika mengenakan baju basah, ganti pakaian basah tersebut dengan pakaian kering
  • Beri minuman hangat, jangan beri minuman beralkohol
  • Hindarkan pasien dan hembusan angin dan hujan
  • Jangan baringkan pasien langsung ke tanah, beri pelapis yang cukup tebal dan kering
  • Masukkan pasien ke dalam kantong tidur hangat jangan ke dalam kantong tidur dingin karena Hipotermia adalah kegagalan tubuh membentuk panas.
  • Ambil air hangat lalu letakkan dalam kantong dan masukkan ke dalam kantong tidur
  • Jangan beri panas melalui radiasi seperti api
  • Jika korban sudah sadar beri makanan manis dan buatlah perapian , saat kondisi ini pasien sudah dapat mendapatkan hangat dari radiasi.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *