Fenomena Ayam Kampus atau mahasiswi yang terlibat dunia prostitusi kian marak di Indonesia, padahal kita adalah negeri dengan budaya timur yang tentu saja kontras dengan hal-hal yang berbau hubungan badan di luar pernikahan.
Lantas apa penyebab para mahasiswi ang sejatinya adalah mahluk yang memiliki pendidikan tinggi sampai rela menjual diri dan menistakan dirinya menjadi penampungan lendir banyak pria hidung belang diluar sana?
Paling tidak ada 4 alasan umum yang banyak diungkapkan oleh para pekerja seks komersial bertatus mahasiswi. Bagi orang tua yang memiliki anak gadis yang sedang dalam rantauan, ada baiknya mengetahui hal-hal berikut agar anak tidak menjadi korban ataupun pelaku di dunia hitam ayam kampus.
Daftar Isi
1. Faktor Ekonomi
Faktor pertama yang menyebabkan seseorang rela menjual diri mereka kepada pria hidung belang tentu saja alasan yang paling klasik, alasan bagi semua wanita tuna susila yakni desakan ekonomi.
Sebut saja salah satu pelaku berinisial RA yang sempat hieboh tahun 2015 yang lalu, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Gunun Jati, Bandung. RA mengaku jika ia menjual diri karena desakan dan kebutuhan ekonomi selama merantau dan menempuh pendidikan di UIN.
Berbagai kebutuhan mahasiswi yang terbilang besar seperti uang SPP, biaya kos-kosan, uang buku, uang studiy Tour, sandang dan pangan juga menjadi penyebab utama kebutuhan seorang mahasiswi sangat besar dalam proses menyelesaikan studinya.
Jika iman tidak kuat dan kondisi keuangan orang tua tidak mencukupi, maka solusi akhirnya adalah terjun ke dunia prostitusi terselebung. Hebatnya lagi, karena memiliki label mahasiswi, maka nilai jualnya jadi naik dan masuk dalam kategori PSK High Class alias ayam kampus.
2. Faktor Sudah Tidak Perawan
Alasan berikutnya juga menjadi penyebab utama mengapa seorang mahasiswi ingin memberikan lubang pribadinya ke orang lain karena lubang tersebut sudah tidak tersegel lagi alias tidak perawan lagi.
Kebanyakan dari mahasiswi yang tidak perawan lagi ini adalah korban bujuk rayu kekasihnya dan kehidupan yang jauh dari orang tua sehingga bisa lebih bebas. Awalnya mereka akan melakukan dengan pacar atas dasar perasaan suka sama suka, lalu karean ditinggalkan oleh sang kekasih maka jadilah mahasiswi menyandang status tidak perawan lagi.
Dorongan psikologis tentu saja sangat kuat untuk melakukan hubungan badan selain memang pihak wanita juga merasakan kenikmatannya. Hal ini diperkuat dengan potensi pendapat yang bertambah dibandingkan main dengan pacar yang gratisan, toh memang sudah tidak tersegel lagi.
” Saya pernah pacaran pak, dan selama pacaran kami melakukan hubungan badan, tapi pacar saya tidak mau bertangung jawab dan menikahi saya, akhirnay saya kecewa,” Jawab RA ketika diinterogasi oleh pihak kepolisian sebagaiman yang yang dilansir dari Kompas.com Selasa (12/2/2015)
3. Degradasi Moral
Derasnya faham barat yang masuk ke Indonesia melalui kecanngihan teknologi seperti tidak dapat dibendung lagi, adanya istilah Global Society yang dikaitkan melalu media sosial berbasis IT telah membawa dampak lain dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Salah satu adalah degradasi moral karena pergaulan yang terlalu bebas. Banyak norma mulai dilupakan dan kita menjadi masyarakat hukum semata, padahal kita sudah bisa sangat teratur dengan mengandalkan norma.
Hasilnya budaya pacaran dengan gaya bebas seperti adegan yang disaksikan di televisi sedikit banyaknya mempengaruhi mahasiswi untuk ikut mengambil bagian dalam “modern’ budaya sekitar. Terlebih setalah tinggal jauh dari orang tua dan orang yang dikenal, membuat mahasiswi akan dengan nyaman pulang tengah malam atau bahkan menginap di kosan pacar mereka.
Pembangunan sarana pariwisata yang massive juga mempengaruhi peningkatan jumlah ayam kampus karena mereka memiliki tempat yang cukup aman untuk melakukan transaksi lendir. Belakangan ini bahkan harga sewa sebuah kamar hotel melalui apklikasi cukup dengan 100 ribu rupiah, yang tentu saja harga yang sangat terjangkau bagi muda-mudi yang sedang dimabuk asmara.
4. Gaya Hidup Hedon
Media sosial memang memiliki kekuatan yang cukup besar untuk merubah gaya hidup suatu kelompok bahkan suatu negara. Media sosial menjadi salah satu ajang pamer paling laris manis yang membuat dunia pergaulan jadi tercampur baur.
Jika zaman sebelum media sosial, wanita kaya hanya akan saling pamer kekayaan melalui media arisan sesama wanita kaya, sehingga ajang pamer kekayaannya tidak begitu dirasakan oleh wanita miskin, kalau ada paling tidak hanya dengar cerita saja, namun setelah media soail merajai aktivitas seluruh umat manusia hal ini berubah.
Seseorang akan dengan mudah melihat temannya membeli gadget baru, tas branded atau sedang liburan di tempat mewah yang juga sangat ingin dirasakan oleh semua kalangan, meskipun kemampuan ekonomi tidak mendukung.
Hasilnya jalang pintas sudah ada di depan mata, apalagi bagi mereka yang berlubang namun tidak memiliki moral yang cukup baik, jadilah Ayam Kampus menjadi salah satu profesi yang banyak diincar wanita tuna susila. Tidak jarang dari mereka rela mendaftar dan kuliah agar mendapatkan label Ayam Kampus yang tentu saja harganya jauh lebih high class dibandingkan dengan PSK di pinggir jalan.
Ciri-Ciri Mahasiswi yang Menjadi Ayam Kampus
Bagi para orang tua yang baik tentu saja tidak ingin anaknya menjadi bagian yang merusak moral bangsa, yakni Ayam Kampus. Tentu saja untuk sangat jarang dari anak perempuan kita yang menyandang status ayam kampus mau mengakui hal tersebut ke dua orang tuanya
Sebagai orang tua ada baiknya kita pro-aktif dalam mencari tahu kehidupan anak kita di luar sana. Seperti mengenali ciri-ciri dari mahasiswi yang berstatus ganda sebagai ayam kampus juga.
1. Selalu Ada Alasan Keluar Rumah
Ciri-ciri pertama adalalah selalu ada alasan untuk keluar rumah, entah siang hari dan malam hari. Terkadang juga waktu mereka dilaur rumah lebih banyak dibanidngkan di dalam rumah terlebih lagi jika hari libur.
Jika alasannya adalah kegiatan kampus, mengapa sampai hari libur. Jika dihitung-hitung bisa jadi jadwal mereka lebih padat dibanidngkan dekan mereka. Hal ini tentu saja mencurigakan, jadi ada baiknya dipastikan kemana tujuan anak gadis anda keluar. Jika memang kebutuhan tugas kuliah, mungkin ada baiknya dilakukan pendampingan.
Memang tidak semua dari mereka yang aktif dilaur terlibat skandal Ayam Kampus, namun jika memang mengambil kerja Part Time di luar sana atau magang, tentu saja alasan yang digunakan selalu jelas, bukan alasan yang berubah-ubah dan cenderung tidak jelas.
2. Memiliki Banyak Pacar / Play Girl.
Pacaran bagi sebagain besar orang Indonesia mungkin sudah menjadi hal yang lumrah, namun jika terlalu sering gonta ganti pacar, mungkin harus dipertanyakan. Terutama anak perempuan dan mahasiswi.
Hal yang perlu dicuragi lainnya adlaah jika teman pacaran mereka terlalu cepat mungkin hanya rentang mingguan. Karena mereka bukan lagi ababil yang gaya pacaran hanya karena rasa penasaran semata.
Apalagi jika pacar mereka ternyata bukan dari kalangan teman kampus atau seusia dari mereka. Misalnya dari kalangan eksektuis, Bisnisman, atau pejabat muda, tapi hanya sebentar saja, terus diganti lagi. Ada kemungkinan mereka tidak pacaran tapi sedang dibooking dalam kurung waktu mingguan atau malah menjadi Sugar Baby.
3. Jarang Bergaul Dengan Teman Sebaya
Salah satu ciri-ciri dari Ayam kampus adalah teman bergaul yang terkesan pilih-pilih. Sulit untuk dihindari, dalam hati kecil mahasiswi pelaku ayam kampus tentu saja merasa minder dengan diirnya jika membandingkan diirnya dengan teman-temannya, hasilnya mereka cenderung menarik diri.
Belum lagi kebiasaan berpakaian terbuka dan seksi tentu saja akan membuatnya terlihat berbeda ketika sedang bergaul dengan teman kampusnya yang masih normal.
Hal yang lain yang membuat mereka enggan bergaul dengan teman sebaya adalah tidak adanya keuntungan secara nyata tentang pekerjaan mereka. Karena begitu seorang mahasiswi memustukan untuk menjadi ayam kampus, maka orientasi pikirannya hanya akan tertuju pada materi sehingga semua kegiatan yang dilakukan akan memiliki hubungan dengan materi dan kecantikan diri sendiri.
4. Memiliki Pakaian Dalam yang Seksi
Pada umumnya mahasiswa adalah status yang paling menyusahkan karena hidup yang keras, tugas yang banyak dan uang jajan yang tentu saja terbatasi, oleh karena pakaian dalam sepertinya hal yang mustahil untuk diperhatikan, kalaupaun ada sesuai standar saja karena tih ujung-ujung juga tidak akan kelihatan oleh orang lain.
Jika memang memiliki pakaian luar yang keren dan modish masih masuk akal di kalangan mahasiswi, karena pakaian ini akan terlihat dari luar, namun jika mereka memiliki koleksi lingerie seksi, atau celana dalam G-String, memang tujuan untuk apa jika bukan untuk dipamer? toh kalau ada uang lebih sebaiknya beli makanan atau buku buat tugas kampus saja.
5. Memiliki Alat Bantu Seksual
Ciri-ciri yang ke lima yang sangat erat kaitannya dengan Ayam Kampus tentu saja alat bantu seks. Ayam kampus tentu saja mahluk cerdas karena memang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi, sehingga setiap tindak-tanduk sudah diperhitungkan dengan matang.
Salah satunya adalah menyediakan kondom/Caps, pil KB, alat kontrasepsi lainnya dan juga test pack untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin berkaitan dengan pekerjaan mereka. Kecuali jika mereka berasal dari kampus kebidanan, tentu saja wajar donk jika mereka punya alat bantu tersebut.
6. Udpate Foto Seksi
Ciri selanjutnya dari Ayam Kampus adalah doyan pamer foto seksi di sosial media, atau foto selfie di tempat yang tidak umum atau cenderung menjurus wanita Available for Open BO.
Misalnya saja kebiasaan foto selife sedang berada di kamar hotel, apalagi jika sedang tidak leburan atau hotelnya memang ada di dalam kota. Kalaupun mereka liburan, apa menarik foto selfie di kamar hotel, kecuali yang ingin dipamerkan memang kegiatan di dalam kamar hotel tersebut.
Hal yan perlu digaris bawahi ketika mereka senang selfie baru bangun tidur pagi-pagi dan belum mengenakan baju, biasanya hanya ditutupi oleh selimut kamar hotel.
Akhir Kata
Bagi para orang tua atau jika kalian memiliki saudara yang menunjukkan ciri-ciri tersebut terutama untuk point 2, 4, 5dan 6 ada biaknya jika kalian mencoba untuk berkomunikasi lebih jauh mengenai kehidupan pribadi mereka.
Sebagai keluarga, tentu saja kita memiliki kewajiban untuk menjaga mereka dari tindakan asusila dan tidak bermoral seperti Ayam Kampus, jika mereka sudah terlibat, jangan kucilkan, berikan edukasi dan pastikan kesehatan mereka. Lalu ajak mereka berhenti melakukan kegiatan yang dapat merusah generasi muda bangsa.
Disclaimer!!!
Foto diambil dari Google dan Twitter dengan Kata Kunci #OPENBO, dan tidak mengindikasikan objek dalam foto sebagai pelaku Ayam Kampus
Leave a Reply