Elon Musk : Kampus Pada Dasarnya Tempat Bersenang-Senang bukan Tempat Belajar

Dzargon – Multi Trillioner, Ellon Musk baru-baru ini menyatakan bahwa kampus bukanlah “tempat belajar” tapi tempat untuk “Having Fun” semata.

Pernyataan ini disampaikan oleh Elon Musk pada sesi pertanyaan Q&A pada konferensi Satellite 2020. Pendiri Tesla dan CEO SpaxeX ini menyatakan bahwa dia akan merekrut orang-orang yang akan bergabung dengan perusahaannya tidak berdasarkan Ijazah dan Gelar akademik yang mereka dapatkan di kampus.

Bahkan Elon Musk berpendapat menyatakan jauh lebih merekrut orang-orang yang di Drop out dari kampus mereka karena mencoba melakukan susuatu yang bernilai, seperti yang dilakukan oleh Bill Gate, Steve Jobs, dan Larry Ellison yang justru berhasil mendapatkan kesuksesan mereka setelah mereka di Drop Out dari kampus mereka masing-masing.

Pernyataan ini disampaikan oleh Elon Musk pada sesi pertanyaan Q&A pada konferensi Satellite 2020. Pendiri Tesla dan CEO SpaxeX ini menyatakan bahwa dia akan merekrut orang-orang yang akan bergabung dengan perusahaannya tidak berdasarkan Ijazah dan Gelar akademik yang mereka dapatkan di kampus.

Elon Musk sendiri mendapatkan banyak pertanyaan pada sesi tanya jawab di konferensi Sattelite 2020. Salah satu pertanyaan yang paling menarik adalah bagaimana cara agar kampus dan industri memiliki kerja sama yang dapat membuat mahasiswa bisa lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan.

Musk memberikan jawaban yang sangat mengejutkan dan berkebalikan dari Premis-premis yang diajukan dalam pertanyaan.

Elon Musk berkata : “Kamu tidak perlu kuliah untuk mempelajari sesuatu”.  Pengetahuan pada dasarnya bisa didapatkan dengan bebas. Tidak dengan kampus dimana Kampus akan memberikan tugas yang sangat mengganggu dan salah satu hal yang paling buruk dari dunia kampus adalah menghabiskan waktu yang sangat banyak dengan orang-orang yang realtif seusia dengan kamu dan pada akhirnya kamu bergabung pada dunia kerja.

“Saya berfikir bahwa pada dasarnya kampus untuk adalah tempat bersenang-senang dan tempat untuk membuktikan kalau mau bisa menyelesaikan tugas (kuliah) yang diberikan, tapi kampus bukan tempat untuk belajar,” jelas Elon yang disambut tepuk tangan dan ledakan tawa dari peserta yang kebanyakan berstatus mahasiswa.

Elon menjelaskan bahwa untuk memastikan orang-orang yang bergabung dengan Tesla, Elon Musk memastikan bahwa sistem rekrutment sama sekali tidak ada hubungannya dengan Gelar Sarjana. Elon juga menyebutkan sistem rekrutmen yang melibatkan prasyarat Gelar Sarjana itu sangatlah Absurd.

Sebagai ganti gelar Sarjana, Elon berharap para pelamar dapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang diharapkan. Elon tidak akan pernah mempertimbangkan bukti (nilai) akademik yang tinggi dari kampus.

Elon Musk bahkan beranggapan bahwa jauh lebih kamu keluar dari kampus dan lakukan sesuatu mungkin sebagai salah satu contohnya adalah Bill Gates yang sangatlah pintar, kemudian dia memilih Drop Out, Steve Jobs, yang juga Drop Out, lalu Larry ellison yang sama-sama memilih Drop Out. Tiga contoh tadi sangat jelas menunjukkan jika kuliah mungkin saja tidak bermanfaat dalam kehidupan nyata.

Sebenarnya Elon Musk pernah beranggapan bahwa Gelar akademik sangat penting dan dibutuhkan, namun setelah mendirikan beberapa perusahaan besar ternyata dia menemukan hal lain dari tim yang ia bangun, dan akhirnya mengambil kesimpulan jika gelar Akademik tidaklah penting.

Memiliki Gelar Sarjana

Elon Musk sendiri sebenarnya memiliki gelar sarjana yang prestisius. Dia menghabiskan waktu dua tahun untuk belajar di Universitas Queen’s lalu pindah ke Universitas Pennsylvania lalu ia mendapatkan dua gelar yakni dalam bidang fisika dan ekonomi secara bersamaan. Lalu dia juga menyebutkan jika dirinya harus menghabiskan uang sebesar 100.000 USd untuk mendapatkan gelar tersebut.

Selanjutnya Elon Musk melanjutkan program Ph.D dan Universitas Stanford namun hasilnya dia memilih untuk Drop Out dan memulai membangun perusahaan pertamanya yakni Zip2 yang pada kahirnya ia jual dengan harag 22 Milliar Dollar Amerika atau Setara 280 Trilliun rupiah pada tahun 1999.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *