Di samping itu, pihak Rod Sims kembali menambahkan bahwa ponsel pintar yang dibeli pengguna telah rusak akibat terkena air dan pihak Samsung sendiri tidak menggubris klaim garansi milik pengguna tersebut. Dari penjelasan Samsung yang diberikan, ACCC menyimpulkan bahwa memang air dapat menyebabkan kerusakan pada produknya.
”Samsung Galaxy tidak cocok digunakan di Pantai atau kolam,” tutur pihak Samsung.
Walaupun telah digugat dan diprotes oleh pihak pengguna tetapi Samsung tetap menentang tuduhan tersebut. Iklan yang samsung berikan menurutnya telah sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku di Negara Kanguru tersebut, Australia dan tentunya akan membela kasus ini.
Setelah masalah galaxy fold yang tak kunjung rilis, kini Samsung kembali diterpa ombak melalui gugatan ini. Samsung sebenarnya juga pernah mengalami pencemaran reputasi pada tiga tahun lalui, 2016, Saat ponsel pintarnya seri Galaxy Note 7 ditarik dari pasaran karena kesalahan fatal, mudah meledak. Kejadian ini berdampak besar pada turunnya reputasi dan daya beli konsumen terhadap produk Samsung. Apakah masalah ini akan menyebabkan dampak yang sama seperti di Tahun 2016 lalu?
Dari 300 iklan yang dikeluarkan Samsung untuk mempromosikan produknya, ACCC mengklaim Samsung melakukan pelanggaran hukum. Samsung diwajibkan untuk membayar kerugian konsumen hingga jutaan dolar jika gugatan ACCC benar-benar diterima. Berdasarkan hukum yang disahkan sejak 1 September 2018 lalu, maka untuk setiap pelanggaran akan didenda sebesar A$ 10 Juta atau setara dengan tiga kali lipat besar keuntungan dari tayangan iklan tersebut, sederhananya 10% dari omset yang samsung dapatkan.
Karena pelanggaran yang dituduhkan dilakukan sebelum peraturan itu berlaku maka Samsung membayar denda hingga A$ 1,1 Juta.
Secepatnya pada hari esok, Samsung akan membagikan keuntungan perusahaannya pada kuartal pertama tahun ini. Seperti yang diprediksikan, Samsung bakal mengumumkan besar penurunan laba akibat harga chip yang kian merosot jauh.
Leave a Reply