Daftar Isi
Pengertian dan Definisi Abaya – Pakaian Wanita Muslimah
Dzargon – Abaya merupakan pakaian tradisional wanita yang banyak dikenakan di wilayah Timur Tengah, khususnya pada kawasan teluk Arab. Pada umumnya, Abaya digunakan untuk melindungi diri dari sengatan matahari dan debu padang pasir, namun setelah kedatangan Islam, Abaya sangat cocok dengan definisi pakaian yang diperintah dalam al-Quran untuk wanita karena menutupi aurat dan tidak menunjukkan lekuk tubuh.
Gaya Abaya
Abaya modern masa kini juga mengikuti perkembangan jaman namun tidak perlu menentang syariat Islam yakni dibuat dari bahan polos ataupun brmotif. Agar terlihat lebih menarik, Abaya juga tersedia dalam banyak warna namun pada umumnya dirancang polos dengan motif Bordir sebagai penciri dari daerah asalnya, Timur Tengah.
Hiasan yang paling dari Abaya adalah garis brodil di daerah Lengan, leher ataupun pada bagian depan. Beberapa Abaya juga diproduksi dengan hiasan manik-manik pada bagian depan Abaya. Pada umumnya Abaya warna hitam akan dihiasi dengan manik-manik berwarna terang seperti Perak ataupun kuning emas.
Sejarah Abaya
Wanita di daerah Jazirah Arab elah menggunakan Abaya selama kurang lebih dari 2000 tahun. Sebelum era Islam, Abaya sudah banyak dikenakan wanita yang di puast kota-kota tua di daerah bulan Sabit Subur.
Setelah turunnya Islam Abaya di Adopsi karena bentuknya yang sangat sesuai dengan perintah Al-Quran yakni menutupi aurat dan menyembunyikan lekuk tubuh wanita, sehingga Abaya bisa dikenakan oleh Wanita yang ingin keluar rumah.
Pada awalnya, Abaya banyak terbuat dari bahan Wol dan Sutra mengingat larangan mengenakan kain Sutra hanya berlaku bagi lelaki. Wanita dari suku Badui sering menggunakan Abaya dengan paduan Syal yang dapat digunakan untuk menutupi muka sehingga dapat melindungi wajah dari debu di daerah gurun.
Di masa modern, terutama setelah fashion Hijab Style berkembang dengan pesat dan menjadi perhatian dunia, Abaya modern banyak terbuat dari bahan seperti linen, Sifon, kapas rajut dan serat sintetis. Sebagai bahan memperindah, banyak ornamen yang ditambahkan dengan berbagai warna sehingga banyak menimbulkan perdebatan antara aturan agama vs Fashion.
Beberapa Daerah Arab sudah mengadopsi banyak jenis pakaian tidak hanya Aabaya, namun di Arab Saudi setiap wanita wajib mengenakan Abaya di tempat umum. Beberapa tempat Abaya juga dikenal dengan Chador dan Burka.
Kontroversi dan Penolakan Abaya
Pada era Raja Salman Abdulaziz al-Saud, Abaya menjadi kewajiban yang harus dikenakan oleh wanita arab ketika keluar rumah, namun setelah kepemimpinan Mohammed bin Salman, putra Mahkota mencabut kebijakan kewajiban mengenakan Abaya bagi wanita Muslim di Arab Saudi.
Setelah sebelumnya dikabarakan seorang wanita ditangkap karena membuka Abaya-nya di hadapan Publik tahun 2016 lalu, kini wajah Wanita di Arab Saudi mulai semakin cerah dengan banyak warna-warni.
Keputusan ini diaminkan oleh Fatwa Ulama Saudi Arabia yang mengatakan jika lebih dari 90% wanita muslim di dunia tidak memakai Abaya, sehingga kita tidak boleh memaksakan wanita mengenakan Abaya.
Di beberapa negara di berbagai belahan dunia, bahkan dengan keras melarang penggunaan Abaya, seperti di Denmark, terutama pengenaan Abaya dengan penutup Muka atau yang dikenal dengan nama Chador. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia juga banyak menuai kontroversi mengenai penggunaan Chador.
Seperti pelarangan penggunaan Chador dan Abaya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga di Yogyakarta yang sempat menarik perhatian publik dan menimbulkan banyak Opini. Pada akhirnya larangan penggunaan Chador dan Abaya di lingkungan kampus ini pun dicabut setelah mendapatkan protes dari berbagai pihak.
Leave a Reply