Dzargon – Berbicara mengenai kehidupan kampus, tentu saja tidak selamanya membahas mengenai masalah tugas kampus, dosen pembimbing, skripsi atau kegiatan akademik lainnya. Ada banyak hal yang menarik dari kehidupan kampus terutama interaksi sosial yang terjadi di dalamnya. Salah satu hal yang menarik dibahas adalah mengenai gaya berpakaian atau fashion.

Fashion tentu saja lebih identik dengan mahasiswi ketimbang mahasiswa, pasalnya mahasiswa biasanya lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan unit kegiatan mahasiswa dan juga hobi dibanding harus memperhatikan Fashion mereka.

Memang ada beberapa mahasiswa yang disebut pria metroseksual yang selalu menjaga penampilannya, namun jumlahnya mungkin tidak sampai 5 % dari populasi pria yang ada di kampus, namun jika berbicara mengenai mahasiswi, tentu saja hal tersebut berbeda. Karena mungkin hanya 5% mahasiswi yang tidak akan peduli dengan penampilannya.

Bagi mahasiswi, pakaian yang dikenakan ke kampus lebih dari sekedar kebutuhan untuk menutupi tubuh dan aurat, namun bertransformasi menjadi sesuatu hal yang penting. Pakaian yang dikenakan menjadi salah satu cara menunjukkan identitas diri.

Mahasiwi UIN Bandung – nulhakimbugi.blogspot.com

Ekspresi yang ditunjukkan mahasiswi dari fashion item yang dipilih menjadi hal yang memrepresentasikan keadaan psikologi mahasiswi itu sendiri. Mulai dari warna, jenis pakaian, dan fashion item dipilih berdasarkan mood atau harapan mood yang ingin ditunjukkan. Seluruh fashion tersebut tentu saja diharapkan mampu menunjukkan rasa percaya diri di lingkungan kampus.

Lebih dari sekedar percaya diri, Fashion item yang dikenakan sebagian mahasiswi menjadi simbol prestise diluar dari prestise akademik yang didapatkan. Tidak heran jika mahasiswa yang memiliki penampilan lebih fashionabel dibandingkan mereka yang sudah memiliki prestise di sisi akademik.

Namun bukan berarti mereka yang pintar tidak memperhatikan penampilan. Beberapa dari mereka juga tetap tampil cantik dan fashionabel, mereka justru menjadi ratu-ratu kampus yang banyak diincar mahasiswa karena sudah cantik pintar pula.

Trend Hijab Mahasiswi UIN Bandung – renisrilestarinews.blogspot.com

Kebebasan Berekpresi.

Bagi Mahasiswi dunia kampus tentu saja menjadi ajang kekebabas mengekspresikan diri dalam fashion tentu saja dengan koridor-koridor yang sudah tetapkan baik tertulis dan juga secara kode etik. Pasalnya selama 12 tahun sekolah dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai naik ke SMA, mereka “dipaksa” mengenakan seragam putih abu-abu yang serba terbatas dengan aturan mengenakan kaos kaki putih, sepatu hitam dan baju yang harus dimasukkan di dalam rok.

Setelah masuk ke dunia kampus, pakaian menjadi hal yang bebas diekspresikan tentu saja untuk beberapa kampus vokasi tidak berlaku hal demikian, namun di universitas-universitas umum, Mahasiswi akan berupaya semampunya untuk menjaga penampilannya bahkan harus rela berbagai potongan dari uang jajan agar bisa mendapatkan fashion item yang sedang trend saat itu.

Semua hal dilakukan untuk menunjang penampilan dengan batas aturan dari berbagai kampus yang biasanya bergantung dengan disipilin ilmu-masing-masing, norma kesopanan dan juga kode etik yang berlaku secara umum sebagai label dari mahasiswi di kampus. Kebebasan ekspresi ini juga banyak dipengaruhi oleh selera dan trend fashion yang sedang trend serta budaya yang melekat dalam kampus tersebut.

Fashion Mahasiswi Berdasarkan Kampus

Dalam dunia kampus ada hal yang menjadi penciri mahasiswi yakni Jas Almamater yang mereka kenakan sesuatu dengan universitas atau kampus masing-masing. Almamater ini menjadi pakaian kebangsaan dari masing-masing kampus.

Namun selain dari jas Almamater kebanggaan kampus, setiap kampus juga sudah punya aturan mengenai gaya berbusana. Mulai dari aturan yang sangat longgar sampai aturan yang sangat ketat mengatur setiap detail yang harus dikenakan saat masuk ke ruang belajar atau sedang mengurus keperluan akademik dengan Biro kampus.

Baca Juga : Fashion Item yang Harus Dimiliki Mahasiswi Di Lemarinya

Mahasiswa Vokasi 

Mulai dari mahasiswi di kampus-kampus vokasi misalnya, seperti Kebidanan dan kesehatan. Pakaian yang dikenakan mahasiswi tidak boleh bebas dan seenak mahasiswinya. Pakaian yang dikenakan harus sesuai dengan kode etik yang berlaku di dunia kesehatan seperti seragam berwarna putih dengan sepatu Pantofel putih.

Selain dari dari seragam tersebut, mahasiswi keperawatan juga akan terlihat mengenakan tutup kepala berwarna putih. Kemungkinan kebebasan dari mereka hanya mengenakan bawahan dari rok atau celana, namun untuk warnanya juga tetap kembali harus warna putih. Tentu saja da sejarah mengaa perawat haru memakai dress code warna putih, namun tanpa perlu tau sejarahnya, mahasiswi perawat harus mengenakan pakaian tersebut, suka ataupun tidak suka.

Selain itu ada lagi yang sedikit bebas dengan aturan meskipun mereka berasal dari kampus Vokasi, seperti kedokteran. Meskipun sama-sama berada pada bidang kesehatan dan juga mengenakan dress code berwarna Putih, Mahasiswi Kedoketran tidak memberlakukan peraturan seketat keperawatan.

Mahasisiwi kedokteran tetap bebas mengenakan pakaian bebas asal sopan selama ke kampus, hanya saja mereka tetap wajib mengenakan outfit berupa jas berwarna putih yang dikenakan tanpa di kancing. Selain itu biasanya mahasiswi kedokteran selalu lengkap dengan ‘kalung’ stethoscope di bawah ke mana-mana terutama saat sedang koas.

Meskipun sama-sama vokasi, Kedokteran justru tidak punya kampus sendiri seperti keperawatan dan bergabung ke Universitas besar bergabung dengan kampus non vokasi. Tapi saja tetap terlihat keren karena prestise ‘dokter’ sudah mulai melekat pada mahasiswa kedokteran.

Selanjutnya adalah kampus-kampus vokasi dengan keterampilan khusus yang menghasilkan alumni dengan keterampilan setara dengan kerja. Formatnya dalam bentuk sekolah tinggi yang lebih homogen. Kampus-kampus ikatan dinas seperti IPDN, STAN, STIS, STKS, STPN, ATKP, AKMIL,  danAKPOL menerapkan aturan paling ketat mengenai busana.

Bahkan mahasiswi di intansi tidak disebut mahasisi, melainkan taruni. Busana yang dikenakan para taruni harus sesuai dengan aturan dan intansi terkait. Misalnya Taruni Akademi kepolisian, mereka harus mengenakan Pakaian Dinas selama menuntut ilmu.

Pakaian Dinas yang mereka kenakan juga diatur berdasarkan hari-hari belajar atau dinas. Secara umum dikenal dengan nama PDH, PDU, PDL dan sejenisnya. Pakaian-pakaian ini juga harus dilengkapi dengan atribut seperti pangkat, papan nama, kesatuan, topi, tali sempritan sesuai dengan posisi dan masih banyak aturan lain yang diatur ketat. Jika melanggar tentu saja ada sanksi yang dikenakan.

Universitas Negeri Non Vokasi

Selain dari Almamater yang menjadi kebanggaan dari mahasiswi kampus-kampus Universitas Negeri, pihak Universitas, Fakultas, dan Jurusan pada umumnya sudah menerapkan aturan berbusana sesuai dengan jurusan masing-masing.

Aturan umumnya tidak boleh mengenakan Koas oblong T-Shirt, Skiny Jeans, Tanktop sampai harus pakai Rok Mini. Aturan paling pendek dari sok yang boleh dikenakan adalah Midi Skirt. Selebihnya untuk bawahan wajib mengenakan sepatu.

Bagi beberapa mahasiswi yang ingin mengenakan kaos saat ke kampus, tentu saja masih bisa disiasati dengan mengenakan Outfit yang semi formal seperti Blazer, Cardigan, Sweater, Jaket atau Vest atau sekalian dengan almamaternya saja.

Bagai beberapa mahasiswi yang aktif kegiatan di luar kampus atau organisasi, juga sering terlihat dengan pakaian ‘kebangsaan’ mereka yakni Celana jeans, sepatu taktik dan juga kemeja flanel dan katun. Seperti fashion jenis ini selalu ditemukan disetiap UKM seluruh universitas di Indonesia.

Beberapa disiplin ilmu juga memiliki kebiasaan mengatur pakaian seperti tidak membolehkan mengenakan celana jeans, khususnya untuk jurusan keguruan. Jurusan-jurusan keguruan atau kependidikan akan lebih sering terlihat mahasiswi dengan rok dan baju kemeja yang leboh formal serta tidak banyak memiliki warna.

Harapannya tidak lain adalah membiasakan diri sebagai seorang pendidik dalam hal ini dimulai dari diri sendiri. Kampus-kampus seperti Universitas negeri Jogjakarta, Universitas Negeri Jakari dan seluruh universitas LPTK pada umumnya telah mengatur hal tersebut bukan sebagai aturan tertulis tapi sebagai kode etik.

Kampus-Kampus Islam

Sebagai kampus Islam, tentu saja menjalankan Syariat Islam bagi mahasiswi adalah sebuah keharusan donk. Salah satu buktinya adalah kewajiban mengenakan Jilbab bagi wanita ke kampus, baik bagi yang muslim maupun Non muslim. Hanya saja memang mahasiswi non muslim di kampus Islam sangat jarang ditemui.

Pada kampus-kampus islam, Mahasiswi sering terlihat dengan pakan yang lebih sopan, tertutup dan lebar. Biasanya mahasiswi akan terlihat mengenakan Gamis saat ke kampus, namun bukan berarti mereka akan terlihat cupu dan kurang fashionable.

Sejak Dian Pelangi sudah mulai terkenal, komunitas Hijaber di Indonesia berkembang semakin pesat sehingga membuat referensi Fashion bagi mereka yang tetap ingin tampil syar’i namun fahsionable sudah bukan hal yang sulit. Permainan warna menjadi salah salah satu hal yang terlihat paling mencolok.

Mahasiswi yang ingin mengenakan pakaian gamis dan hijab modish pun sudah semakin mudah dengan banyaknya butik-butik dari influencer Hijaber di Indonesia dibuka di dekat-dekat kampus. Sebut saja seperti Janehara dan Zoya yang terkenal dengan warna dan bahannya yang nyaman dikenakan.

Banyaknya komunitas-komunitas hijaber juga sudah merambah dunia kampus dan mahasiswi. Hal ini menjadi angin segar bagi para Mahasiswi yang kuliah di universitas Islam yang ingin berkepsresi dengan pakaian yang mereka kenakan dengan batasan yang masih ditelorir.

Komunitas HIjaber Mahasiswi UIN BAndung Peragaan Busana – rikopratama-hotnews.blogspot.com

Bagi mereka yang tidak suka dengan gamis, juga masih sering terlihat di UIN, biasanya mahasiswi yang enggan memakai Gamis atau Hijab paling tidak akan terlihat mengenakan kemeja formal dengan rok hitam lebar. Untuk jilbab biasanya akan mengenakan Jilbab Segi Empat dengan warna yang tidak mencolok, karena terkadang Dosen juga akan menegur mahasiswi yang memakai pakaian terlalu mencolok saat masuk kelas, misalnya Jilbab Tinggi atau warna terang yang bisa menusuk mata.

Hal menarik lainya yang ada di kampus islam adalah banyaknya mahasiswi yang mengenakan pakaian kurung besar atau disebut gamis. Di Indonesia sendiri kata Akhwat sudah mengalami pergseran posisi merujuk pada mahasiswi yang mengenakan Hijab dan Gamis lebar dan rutin ikut mengajian di kampus.

Mahasiswi-mahasiswi ini juga menjadi pakaian sebagai identitas mereka. Mahasiswi jilbab lebar ini ingin menunjukkan jika wanita muslim itu identitas seperti yang mereka kenakan, tidak menunjukkan lekuk tubuh dengan Gamis lebar, dan tidak mengenakan Jilbab yang menarik perhatian dengan warna yang terlalu cerah.

Mahasiswi dengan Jilbab Lebar dan Gamis juga selalu menjaga Aurat mereka tidak terlihat kepada lawan jenis dengan mengenakan Kaos Kaki. Mereka juga terlihat Sholat dengan pakaian yang dikenakan karena sudah menutup Aura saat Sujud dan rukuk. Mengingat Universitas Islam di Indonesia tetap tidak memisah kelas Pria dan wanitanya.

mjnurul.blogspot.com

Fenomena Jilbab lebar sebenarnya tidak hanya ditemukan di Universitas Islam semata, tapi juga sudah merambah di Universiats Umum dan Negeri. Hal ini sejalan dengan banyaknya gerakan Hijrah yang ditujukan kepada seluruh muslimah, yakni mengikuti perintah menutup aurat.

Kendati demikian beberapa kampus memberikan batasan yang tegas untuk tetap tidak mengenakan Cadar di lingkungan kampus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk berkamuflase dengan mahasiswi di kampus dengan tujuan jahat dan juga memudahkan komunikasi antara mahasiswi dan pihak kampus.

Universitas Islam seperti UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta pernah menerapkan larangan memakai Cadar bagi mahasiswa, namun peraturan tersebut sudah resmi dicabut belakangan ini karena tekanan dari berbagai pihak.

Mahasiswi Fakultas Teknik

Siapa Bilang Fakultas Teknik hanya untuk kaum lelaki. Kini Fakultas Teknik juga tidak kalah tenarnya di kalangan perempuan sehingga banyak insinyur-insinyur kita dari kalangan srikandi. Fakultas teknik di beberapa kampus memang tidak bertatus pendidikan vokasional, namun seragam masih sering terlihat di kalangan mahasiswi Teknik.

Meskipun tidak sekaku seragam mahasiswi Vokasi, namun mahasiswi Teknik biasanya terlihat lebih maskulin dengan seragam atau baju persatuan yang lebih terlihat Boys. Kemeja lengan panjang dengan bahan Kaos yang kuat dan tidak mudah sobek.

Secara mahasiswi ini relatif memiliki kegiatan lebih banyak di lapangan seperti mengawasi bangunan untuk Mahasiswi Tehnik Sipil dan Tehnik Asitektur, atau bahkan harus berjibaku dengan kunci inggris dan oli bekas untuk mahasiswi Teknik Otomotif.

Mahasiswi Fakultas Teknik juga akan sering terlihat mengenakan Celana Jeans dan sepatu Boats yang tentu saja tujuan selain untuk penampilan untuk menunjang kinerja mereka saat menyelesaikan tugas dari dosen.  Terutama tugas yang diselesaikan di lapangan.

Fakultas Olahraga

Berbeda lagi dengan fakultas olahraga, jika kebanyakan mahasiswi ke kampus akan mengenakan pakaian semi formal, di fakultas olahraga, Mahasiswinya kebanyakan terlihat lebih santa dengan style akan jogging atau jalan-jalan sore.

Tentu saja pakaian ini karena tuntutan kegiatan dan aktifikats di fakultas olahraga yang kebanyakan di lapangan untuk mempraktekkan berbagai macam jenis olahraga. Mahasiswi Olahraga malah ada yang memakai Celana Pendek dan Baju kaos yang menyerap keringat. Apalagi kalau mereka sedang ingn prakter bermain basket atau senam.

Bagi mereka yang berjilbab akan terlihat mengenakan Celana Training yang lentur sehingga memudahkan untuk bergerak. Sedangkan rok akan sangat jarang atau mustahil terlihat di fakultas yang penuh keringat hasil olahraga ini. Kalaupun ada yang mengenakan rok dan kemeja formal biasanya sudah waktunya untuk ikut ujian Skripsi.

Mahasiswi Kampus Swasta

Kampus Swasta biasanya menjadi pilihan terakhir bagi mereka yang tidak lulus di kampus negeri ternama. Masalahnya adalah kampus Swasta memang memberikan test masuk yang lebih mudah dibandingkan dengan kampus negeri.

Aturan yang dianggap mengekang akan dikurangi sampai batas normal dengan tujuan membuat mahasiswi tetap nyaman selama berada di kampus. Kampus-kampus swasta memang lebih membutuhkan mahasiswa dibandingkan kampus negeri.

Salah satu kebebasan dari Mahasiswi di kampus swasta adalah aturan mengenakan pakaian. Di kampus-kampus swasta adalah syurga bagi para pecinta fashion. Mahasiswi akan terlihat mengenkana sepatu dan sendal ke kampus yang dipadukan dengan celana Skiny jeans yang ketat, bahkan untuk mereka yang mengenakan jilbab juga sering terlihat dengan skiny Jeans.

Memang sih mahasiswi memakai Skiny Jeans terkadang masih ditemukan di kampus negeri, namun jumlahnya tidak banyak, hal ini terbalik dengan kampus swasta. Selain itu fenomena yang tidak mungkin ditemukan di kampus negeri ini adalah mengenakan Dress saat ke kampus.

Mahasiswi di kampus swasta terkadang terlihat berpengalaman lebih terbuka dan berani seperti mengenakan Mini dress, meskipun bukan Bodycon dress (Baca Juga : Jenis-Jenis Dress Wanita).

Di Kampus Swasta mahaswi terlihat lebih bebas mengekspresikan diri dengan berbagai gaya baik itu casual, vintage, sampai hipster. Corak waran yang dikenakan jauh dari kata polos yakni motif floral, polkadot, sampai Abstrak pun ada. Semua penampilan yang chic dan Eye Cactchy akan ditemukan disini. Tidak heran jika banyak mahasiswa kampus Negeri yang mencari pasangan ke kampus-kampus Swasta yang lebih berwarna.

Sebagai bahan tambahan berikut ini ada beberapa kumpulan OOTD mahasiswi yang diambil dari berbagai sumber: 

Nah itu dia beberapa Fashion Style dari Mahasiswi di Kampus berdasarkan Kampus dan jurusannya. Tentu saja hal ini hanya berdasarkan pengamatan penulis semata, mungkin saja ada sedikit perbedaan dengan realitas yang ada di kampus kalian.

Jika terdapat perbedaan tidak ada salahnya untuk meninggalkan komentar di kolom komentar agar artikel ini lebih di update lagi. Dan mudah-mudahan Artikel membantu kalian yang sedang bingung memilih OOTD ke kampus.