10 Teka Teki Paradoks yang Sangat Terkenal dan Menguji Kemampuan Logika Manusia
Dzargon – Paradoks adalah sebuah keadaan yang muncul dari sejumlah Premis yang dianggap sebagai landasan, alasan atau asumsi yang benar. Premis-premis yang muncul dianggap benar dan menjadi dasar Logika namun antara satu premis dan premis yang lain saling bertolak belakang sehingga memunculkan konflik dan kontradiksi dari setiap solusi yang diajukan untuk penjawab pertanyaan tersebut.
Ada sejumlah paradoks yang diciptakan oleh manusia sejak zaman Filsuf Yunani beberapa abad sebelum masehi sampai hari ini. Beberapa paradoks bahkan sangat terkenal dan menjadi pengantar mata kuliah Filsafat, algoritma, dan mate-matika yang baik, namun meskipun sudah dibawah ke kelangan akademisi Rasio manusia menolak sendiri setiap solusi yang muncul dari premis-premis tersebut. Apa saja Paradoks tersebut? mari kita simak bersama.
1. Paradoks of Atheist
Paradoks ini juga dikenal dengan nama omnipotence paradox, kemunculan paradoks semakin populer ketika sebuah perdebatan antara Atheis dan Teis saling bertemu dan banyak digunakan oleh para “pemikir’ untuk mencari kebenaran tuhan. omnipotence berasa dari bahasa yunani yang berarti segalanya atau maha.
Premis:
- Tuhan Maha Kuasa
Pertanyaan: Apakah tuhan mampu menciptakan dua benda massif (sangat besar) yang tidak dapat dipisahkan?
Konflik:
- Jika di jawab Ya, Premis pertama akan terpenuhi, yakni tuhan mampu menciptakan segalanya, namun premis lain akan menolak kekuasaan Tuhan dimana ia sendiri tidak mampu memisahkan benda tersebut sehingga dianggap terbatas.
- Jika Tuhan mampu memisahkan bedan tersebut artinya tuhan gagal dalam premis pertama di mana dirinya sendiri gagal menciptakan bedan massif yang tidak bisa dipisahkan.
Paradoks ini menunjukkan bahwa tuhan tidak benar-benar ada untuk kalangan atheis, sedangkan mereka yang percaya tuhan, pertanyaan ini tidak ditujukan untuk dijawab oleh manusia karena diajukan kepada tuhan.
2. Paradoks Ship of Theseus
Paradoks Ship of Theseus berbicara mengenai ketidakmampuan manusia dalam memberikan identitas tentang suatu benda secara pasti. Dalam mitologi Yunani, Theseus berlayar dengan sebuah kapal dengan tujuan mengalahkan Minotaur yang selalu meminta tumbal dari penduduk Athena.
Premis:
- Kapal Theseus terdiri dari 100 potongan kayu.
- Agar kapal tersebut dapat berlayar selama berabad-abad, perbaikan harus dilakukan setiap tahun dengan mengganti satu potongan kayu yang sudah tua dengan potongan kayu yang baru.
Pertanyaan : Apakah dalam beberapa abad kapal tersebut masih kapal Theseus?
Konflik:
- Jika jawabannya “masih” bagaimana dengan 100 kayu yang sudah digantikan kemudian disusun menjadi sebuah kapal baru yang sama dengan kapal Theseus. Sekarang ada dua kapal Theseus, manakah kapal Theseus yang asli?
- Jika jawabannya kapal yang baru dengan kayu tua adalah kapal Theseus, lantas Theseus berlayar dengan kapal apa?
Paradoks ini menunjukkan bahwa identitas dari suatu materi tidak melekat pada bendanya tapi pada asumsi manusia yang berpikir.
|
Ship of Theseus |
3. Paradoks Anak Panah
Seperti yang kita pahami bahwa waktu adalah rentetan masa yang berjalan lurus ke depan. Lantas jika sebuah panah dilepaskan dari busurnya sehingga panah akan bergerak, lurus apakah panah tersebut bergerak atau diam?
Anak panah itu tentu saja bergerak sebagaimana yang terlihat dimana anak panah tersebut bergerak ke arah depan dari busur, namun jika ditinjau dari waktu, misalkan kita memotong-motong waktu sampai akhirnya waktu tersebut cukup untuk menggambarkan satu posisi anak dalam setiap detik, dengan demikian, anak panah tersebut memiliki posisi diam di udara dalam rentang waktu tertentu. Sehingga ada banyak anak panah diam, jadi jika panah ini diam apakah panah tersebut bergerak?
Seperti batu diam yang diam dalam rentetan waktu yang sama dengan anak panah tersebut.
4. Paradoks Achilles dan Kura-kura
Achilles adalah tokoh Mitoslogy Yunani yang merupakan ksatria perang Troya. Achilles memiliki kemampuan berlari sangat cepat sehingga digambarkan sebagai manusia tercepat di dunia. Suatu ketika ada perlombaan antara Achilles dan kura-kura bertuah. dimana kura-kura tersebut bisa berlari dengan kecepatan setengah dari kecepatan Achilles.
Peraturan Lombanya sangat mudah, yakni:
- Jarak Finis dari perlombaan adalah 100 meter
- Kura-kura star 50 meter di depan Achiles dan Achilles sendiri berada 0 meter di titik Star.
- Kecepatan kura-kura selalu setengah dari kecepatan Achilles.
Lantas apakah Achilles akan memenangkan lomba? Jawabannya Achilles tidak akan pernah memenangkan lomba.
Ketika Achiles mulai berlari, dimana Achiles sudah menempuh titik 50 meter, maka kura-kura akan berada pada posisi 75 meter. Saat Achiles menempuh jarak 75 meter, maka kura-kura sudah berada di posisi 87,5 meter dan saat Achilis sudah berada di 87,5 meter maka kura-kura sudah berada di jarak 93,75 meter. Kemduian saat Achilles berada pada 93,75 maka kura-kura akan berada pada 94,875 dan seterusnya.
Seberapapun cepatnya Achilles berlari, tidak akan pernah bisa menyusul kura-kura, Paradoks ini diciptakan oleh Zeno (490 sampai dengan 435 SM), namun saat ini matematika modern sudah bisa memecahkan masalah tersebut 2000 tahun setelah Zeno menyampaikannya.
5. Paradoks Grandfather atau Paradok kakek.
Perjalanan ke masa depan yang diperkenalkan oleh Einstein setelah menemukan teori relativitas bukanlah tonggak pertama perjalanan waktu dijelaskan. Para filsuf dahulu sudah memikirkan hal tersebut, seperti dengan adanya Grandfather Paradox.
Paradoks ini bercerita mengenai seseorang yang datang ke masa lalu untuk membunuh ibunya ketika ibu masih kecil. Lantas apakah hal ini bisa mempengaruhi masa depanmu?
Tentu saja jika seseorang datang ke masa lalu membunuh ibunya ketika masih kecil, maka ibunya tidak akan pernah menikah dan melahirkan dirinya, sehingga iya tidak akan pernah bisa ke masa lalu untuk membunuh ibunya.
Lantas jika ia tidak pergi ke masa lalu membunuh ibunya, artinya dia bisa dilahirkan oleh ibunya dan punya kesempatan ke masa lalu untuk membunuh ibunya ketika ibunya masih kecil.
6. Paradoks Tukang Cukur
Sebuah kerajaan terdapat seorang tukang cukur, namun di kerajaan tersebut terdapat aturan-aturan yang ditetapkan yakni :
- Semua warga telah mencukur rambutnya.
- Semua warga tidak boleh mencukur rambutnya di kerajaan lain.
- Semua warga harus mencukur rambutnya di tukang cukur.
- Tukang cukur tidak hanya mencukur orang yang tidak mencukur rambutnya sendiri.
Siapkah yang mencukur rambut tukang cukur?
- Jika seorang warga mencukur rambut tukang cukur, maka hal ini melanggar aturan warga tersebut adalah tukang cukur, sehingga warga tersebut tidak akan pernah dicukur oleh orang lain.
- Jika orang lain mencukur rambut warga tersebut, maka hal ini melanggar aturan pertama yakni hanya ada satu tukang cukur dan hanya tukang cukur yang bisa mencukur rambut warga.
- Jika tukang tersebut tidak cukur, maka hal tersebut melanggar aturan pertama
- Jika tukang cukur tersebut mencukur rambutnya sendiri, mengingat dirinya tukang cuku, maka hal tersebut melanggar aturan ke 4.
7. Paradoks Epimenides.
Paradoks Epimenides merupakan produk filsafat kuno yunani yang menunjukkan eksistensisme dimana :
“Epimenides adalah orang Kreta yang mengatakan bahwa semua Orang Kreta adalah Pembohong.”
Premis tersebut mengandung dua unsur yang saling bertentangan satu sama lain, yakni :
Kesimpulan pertama :
- Jika Epimenides berkata benar, maka Epimenides bukan pembohong,
- jika Epimenides bukan pembohong, maka yang Epimenides katakan tidak benar
- Jika Epimenides berkata tidak benar maka, ia adalah pembohong
Sehingga Epimenides adalah pembohong dan dia bukan orang jujur.
Kesimpulan kedua :
- Jika yang dikatakan Epimenides adalah benar, maka ia adalah pembohong
- jika Epimenides adalah pembohong maka yang Epimenides ucapkan tidak benar
- Jika iya berkata tidak benar, maka dia adalah orang jujur.
Sehingga Ia adalah adalah orang jujur dan bukan pembohong, namun dia adalah Orang Kreta, dimana orang Kreta pasti berbohong.
8. Paradoks Pinokio
Pinokio adalah tokoh legenda yang hidungnya akan memanjang jika mengatakan kebohongan. Lantas apa jadinya jika Pinokio berkata :
“Hidung saya akan memanjang sekarang?”
- Jika kata-kata Pinokio benar, maka hidungnya tidak akan memanjang, karena dia telah jujur,
- Namun jika demikian, Pinokio berkata bohong, karena hidung Pinokio tidak memanjang, sehingga Pinokio berbohong,
- Jika Pinokio berbohong, hidungnya akan memanjang, sehingga Pinokio berkata benar, sehingga kembali ke kesimpulan awal.
9. The Unstopoble Paradoks
Paradoks bercerita mengenai seorang ahli senjata membuat dua buah senjata yakni
- Sebuah tombak yang bisa menembus apapun
- Sebuah perisai yang tidak bisa ditembus apapun.
Lantas apa jadinya jika tombak tersebut menyerang perisai? Apakah perisai tersebut tidak tertembus tombak, atau tombak tersebut berhasil menembus perisai?
10. Paradoks Cahaya
Paradoks cahaya ini pertama kali terkenal sejak Einstein menjelaskan bahwa kecepatan cahaya merupakan batas kecepatan yang dimiliki oleh alam semesta.
Lantas apa jadinya jika seseorang sedang bergerak dengan kecepatan cahaya sambil bercermin, Apakah ia akan melihat bayangannya di cermin?
Tentu saja jika ia melihat bayangan di dalam cermin, artinya cahaya bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya, namun jika ia tidak melihat bayangannya di dalam cermin, maka ia sedang tidak bercermin,. sehingga hal ini melanggar premis pertama yakni sedang bercermin.
Tentu saja logika sederhana tidak akan menjawab pertanyaan ini, namun teori relativitas Einstein mampu menjawab masalah ini secara matematis.
Leave a Reply