Kisah Mata Patung Syekh Yusuf Di Pantai Losari Sering Melirik

Walikota Danny Pomanto pada tahun 2016 menganggarkan pembuatan patung tiga tokoh dunia di anjungan pantai Losari. Hal ini sebagai wujud kecintaan warga Makassar khususnya dan masyarakat Sulsel umumnya terhadap sosok tokoh agama dunia yang berasal dari Makassar,  Tuanta Salamaka Syekh Yusuf, berdampingan dengan dua tokoh dunia lainnya, yakni Mahatma Gandhi dan Neslon Mandela.

Kisah Mata Patung Syekh Yusuf Di Pantai Losari Sering Melirik


Nelson Mandela sendiri mengakui bila Syekh Yusuf menginspirasi masa kememimpinannya sebagai Presiden Afrika Selatan, dan Syekh Yusuf kemudian mendapat gelar pahlawan kemerdekaan Afrika Selatan. Mahatma Gandhi pun demikian, pemimpin India di masa lalu ini pun mengakui dirinya terinspirasi oleh ketokohan Syekh Yusuf dalam bidang keagamaan. Kendatipun Syekh Yusuf adalah tokoh Islam dunia sedang Gandhi adalah pemimpin India beragama Budha.

Danny Pomanto berinovasi dengan memposisikan ketiga patung menghadap ke laut Makassar. Salah satu ide Danny Pomanto ialah agar melalui patung Syekh Yusuf, arwah Tuanta Salamaka mendoakan agar seluruh warga Makassar senantiasa dalam lindungan Allah SWT.

Maka patung Tuanta Salamaka telapak tangannya sebelah kiri dibuat terbuka menghadap ke atas lazimnya orang berdoa atau bermohon kepada Tuhan.

Akan tetapi, seperti dituturkan Achmad Fauzi kepada Majalah MITOS, salah seorang anggota tim pematung yang mengerjakan ketiga patung ini, ternyata sebanyak tiga kali pembuatan telapak tangan Tuanta Salamaka dibuat menghadap ke atas, ternyata selalu gagal. Campuran semennya selalu terhambur. Fauzi merasakan ada pengaruh mistik yang nyata menolak posisi tangan yang menghadap ke atas. Maka itulah yang ketiga kalinya dibuat telapak tangan menghadap ke samping barulah pembuatan tangan ini bisa berhasil.

Fauzi mengatakan, saat tangan ini dibuat seolah ada yang mengarahkan agar tangan jangan menghadap ke atas tetapi menyamping. Maknanya, ialah mengajak umat manusia senantiasa berbuat baik, beramal, saling membantu satu sama lain, dan terutama mengajak umat Islam agar menjalankan perintah agama dengan baik dan sempurna.

Surban

Saat surban yang bertengger dibuat di kepala Tuanta Salamaka, juga muncul masalah, kata Fauzi. Awalnya surban dibuat mirip dengan surban yang agak tipis dan bagian belakang agak turun.

Rupanya bentuk ini ditolak oleh gaib Tuanta Salamaka, akibatnya surban yang dibikin sebanyak dua kali, selalu gagal dan campuran semennya berhamburan tidak mau melekat pada kepala Tuanta Salamaka.

Fauzi bersama timnya kemudian mendiskusikan dan membuka gambar asli Tuanta Salamaka yang diperoleh dari arsip di kantor Majalah MITOS. Ternyata surban Tuanta Salamaka lebih tebal bertengger di kepala, ekor surban tidak jatuh turun ke bagian belakang

kepala.

Dengan menyerupai surban pada gambar asli Tuanta Salamaka, barulah pembuatan surban tersebut berhasil dibuat.

Kata Fauzi, sepertinya memang selama pembuatan patung Syekh Yusuf ruh beliau selalu datang mengawasi. Apa-apa yang tak sesuai pasti ada teguran, ditandai dengan gagalnya begian-begian patung yang sedang dikerjakan.

Tak hanya itu, selama pembuatan patung, selalu terasa banyak mahluk gaib yang datang mengawal Syekh Yusuf, dan di antara mereka juga ada yang memang tinggal melakukan pengawasan. Hal ini dapat ditandai dimana selalu ada bau harum dupa yang menyengat penciuman. Namun tidak mengganggu konsentrasi kerja, malahan seolah bau dupa ini memberi spirit sehingga semangat kerja selalu terjaga dengan baik.

Mata Suka Melirik

Kisah Mata Patung Syekh Yusuf Di Pantai Losari Sering Melirik

Selama ketiga patung ini dikerjakan, banyak masyarakat bahkan dari luar kota yang datang bersama rombongan. Ada kelompok perguruan dari Pangkep membawa jamaahnya menziarahi patung Tuanta Salamaka yang sementara dibikin.

Mereka bahkan satu per satu memegang tangan Syekh Yusuf sebagai tanda menyalami Tuanta Salamaka. Pimpinan mereka banyak menjelaskan sejarah Syekh Yusuf terutama ajaran Tuanta Salamaka yang beraliran Khalwatiah.

Yang membuat bulu kuduk merinding, kata Fauzi, sebab bola mata Syekh Yusuf selalu melirik ke orang-orang yang lewat di depannya. Kalau mata patung ini ditatap ada aura mistik yang muncul seolah ruh Tuanta Salamaka memberi sesuatu pesan.

Fauzi sendiri merasakan mata Syekh Yusuf yang dia buat itu selalu menatapnya. Bola matanya terlihat bergerak ke arah mana orang yang sedang dia lihat. Sungguh patung Tuanta Salamaka ini menyimpan misteri luar biasa.

Kedua patung lainnya yang dibuat bersamaan, kata Fauzi, tak ada rasa-rasa mistik yang ditimbulkan. Hanya patung Syekh Yusuf memang yang punya aura luar biasa.

Pemimpin Redaksi Majalah MITOS Usdar Nawawi mengatakan, bahwa dengan dibuatnya patung Syekh Yusuf ini bersama dua patung tokoh dunia lainnya, patut kiranya umat Islam di Makassar bahkan di Sulsel berterima kasih kepada Walikota Danny Pomanto yang berinisiatif membuat patung ini.

“Ini inovasi yang luar biasa. Dan ini mencerminkan bahwa seorang Danny Pomanto ternyata punya pemikiran kelas dunia yang hebat, yang bukan hanya berfikir soal lorong, tetapi sejarah dunia pun bermain di kepala beliau” kata Usdar.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *