Dzargon – Punya kenalan cewek etnis Tionghoa memang mengasikkan, pasalnya kamu bakalan banyak belajar hal baru yang mungkin saja tidak di ajarkan di keluargamu. Yah Budaya mereka memang sedikit unik, meskipun kita sama-sama lahir, hidup dan makan beras dari Indonesia, tapi etnies chines di Indonesia selalu terkenal tekun, pekerja keras, jago dagang dan royal kepada orang yang mereka percayai.
Keberadaan etnies tionghoa di Indonesia sudah sangat lama dan mereka sudah jadi bagian dari nusantara. Kebayangkan berapa banyak orang yang bakalan nganggur kalau orang-orang etnies china di Indonesia tiba-tiba ngilang. Lu olang bisa-bisa bingung mau beli sembako dimana, cari semen ma bahan bangunan di toko mana. Belum lagi kalu ke roxy.
Yup jika kalian punya niat kenalan ma orang beretnies tionghoa apalagi cewek Tionghoa, nih ada beberapa pertanyaan yang sebaiknya jangan kamu ajukan sebagai pertanyaan basa-basi deh, soalnya pertanyaan itu stereotipe banget dan juga udah jadul abis.
Apa saja pertanyaannya, yuk kita simak.
Daftar Isi
1. Nama Chinese Kamu Siapa
Memang sih ada beberapa orang Chinese di Indonesia masih memiliki nama Chinese namun tidak semuanya loh. Orang tua zaman sekarang sudah tidak memberikan nama Chinese ke anak-anak mereka bahkan sudah ada banyak keturunan Tionghoa di Indonesia gak bisa sama sekali bahasa MAnadarin.
Gak usah heran, soalnya mereka kan besar, lahir dan makan beras di Indonesia. Sama saja jika kamu suku Jawa terus lahir di perantauan yang ibumu juga lahir di perantau tersebut. Jadi ini bukanlah sesuatu yang harus kamu tanyakan. Kalau mereka memang punya nama China, tunggu saja mereka memberi tahu nama China mereka kalau kamu sudah dekat.
Toh kalau kamu panggil nama yanga di KTP mereka itu juga sudah dilakukan sama keluarga mereka. Keluarga kamu juga kan panggil kamu dengan nama yang ada di KTP kamu.
2. Orang Indonesia ya?
Yah iyalah, dia orang Indonesia. Toh apalagi kalau kamu tanya dan dia jawab dengan bahasa Indonesia. Lagian kalau dia bukan Orang Indonesia gak mungkin juga langsung punya kesempatan kenalan sama kamu. Misalnya saja ada orang china beneran, anggap saja Jeckie Chan baru tiba di Indonesia, gak Mungkin langsung nongkrong di Warkop terus kamu sapa.
Pertanyaan ini sedikit menghina loh kalau mereka salah tangkap. Mereka itu sudah bagian dari warga negara Indonesia sejaknya neneknya nenek mereka. Jadi gak usah ragukan lagi darah Indonesia mereka.
3. Kok Kamu Hitam Sih tapi mata kamu sipit?
Nih mungkin pertanyaan bercanda yang kalau kamu sudha akrab gak masalah, tapi kalau baru mau kenalan terus dah ngomong rasis begitu. Mending kamu ke laut saja bicara ma kerang.
Orang Tionghoa harus punya kulit cerah, hidung pesek dan mata sipit itu cuman stereotype saja kok. Toh yang membuat wajah dan warna kulit itu ada bukan etniesnya tapi GEN yang ada di dalam sel-sel tubuh manusia. Dan gen itu diwarisi oleh orang tua mereka. Anaknya gak bakal mungkin bisa ngatur mau dilahirkan dari ayah dan ibu chinese dua-duanya.
Ada banyak kok orang China yang menikah dengan orang asli Nusantara yang menghasilkan keturunan yang luar biasa beragamnya. Belum lagi kalau ada orang Chine yang memang sengaja Tanning karena suka dengan kulit gelap seperti Agnez Mo.
Jadi tolong gak usah bertanya kulitnya gelap atau terang. Gak asik tau.
4. Kamu Sudah dijodohkan ke Sesama Tionghoa?
Tahukah kamu bahwa pilunya perjodohan yang dipaksakan itu tidak hanya menakutkan buat suku-suku asli Indonesia. Tapi semua suku yang ada di dunia, termasuk juga orang-orang etnies Chinese di Indonesia. Merka juga kalau dijodohkan oleh keluarga mereka terus gak suka yang gak mau juga.
Saat ini orang sudah open minded dan gak suka di jodohkan. Kalau pun memang banyak orang Tionghoa yang nikah sama orang tionghoa lainnya kan sama juga kalau suku Jawa “cenderung” menikah dengan suku jawa. Tapi gak masalah kalau kalau orang Aceh menikah ma orang Sorong. Kalau keduanya sudah jatuh cinta.
Kalau lu suka sama Amoy yah sudah sampaikan baik-baik. Datang ke rumah orang tuanya, persoalan mereka taku anaknya menikah dengan “pribumi” itu kayaknya enggak deh. Kala yang datang orang miskin yah sepertinya, suku apa pun orang tuanya pasti takutnya anaknya dinikahi sama pria yang gak bisa tanggung jawab, terutama finansial.
Hari gini kan kita butuh duit buat makan.
Jadi gak usah tanya-tanya deh soal Cici cuman boleh nikah sama kokoh. Kalau lu nanya lagi, gua colok mata lu.
5. Kok Kamu Kerja Sama Orang?
Lah!!! jadi mereka harus kerja sama Jin gitu? Biar kamu senang dan puas.
Yah iyalah mereka kerja sama orang, wong mereka juga butuh makan, kamu kan juga kerja sama orang.
Nih yah tidak semau orang Tionghoa itu lahir dari keluarga kaya raya, punya usaha dan rejeki yang sama. Banyak dari mereka yang juga berasal dari keluarga kurang mampu yang bekerja meniti karir dari bawah. Kita tidak tahu latar belakang mereka, jadi gak usah iseng deh tanya kok masih kerja sama orang.
Toh masih orang kan bosnya, kecuali bosnya Dajjal, nah baru tuh kamu protess.
Mending tanya deh sama nenek moyang kita yang diskriminasi minta ampun sampai-sampai ada rentang waktu tertentu orang-orang Tionghoa gak mau melamar pekerjaan di Pemrintahan soalnya lulusnya susah karena di diskriminasi duluan.
Saat ini mah hidup, negara kita sudah modern. Lihat saja di kampus-kampus sudah banyak kan etnies Tionghoa yang kuliah di banyak jurusan. Soalnya sidah tidak ada resistensi lagi bagi mereka karena kita memang sudah se-bangsa dan setanah air.
Jadi please gak usah rasis deh, apalagi masalah pekerjaan.
6. Ni Hao Ma?
Kamu harapnya dia jawab apa? Wo Hen Hao
Lu pernah kebayang gak sih ketemu sama teman lama kamu terus mereka bertanya
“Hai, Apa kabar?”
Terus kamu jawab
“Kabar aku baik, bagaimana dengan kamu?”
Wah sungguh percakapan yang sangat epic sekali karena mengikuti struktur kata yang baku.
Banyak teman Tionghoa saya merasa terganggu dengan pertanyaan seperti itu alasannya ada dua yakni mereka itu orang Indonesia, yah sudah tanya saja pake bahasa Indonesia kalau perlu sesuakan saja dengan dialeg keseharian di daerah masing-masing.
Yang ke dua, asalannya adalah tidak semua etnies tionghoa bisa bahasa Mandarin. Mereka juga kudu belajar keles, bahkan sampai kursus bahasa Mandirin kalau memang serius pengen bisa Mandarin.
Dan satu lagi alasan tambahan. Mereka kursusu bukan supaya terlihat lebih china, tapi mungkin ada hubungannya dengan pekerjaan, kariri atau jenjang pendidikan. Yah sama kalau kamu lagi kursus bahasa Inggris.
7. Liburan ini gak Pulang ke China?
Ini pertanyaan paling mengesalkan loh dan saya sendiri yang bukan etnies Tionghoa merasa kesal dengan pertanyaan kampungan ini.
Gini masalahnya, kalian tahu kan kata “Pulang” itu artinya kembali ke tempat daerah mana dia berasal. Nah diakan lahir di Indonesia, ngapain lu suruh pulang ke China. Logika bahasa saja sudah cacat.
Alasan yang ke dua, China itu jauh banget. Lu mau modalin dia liburan di China? Kalau iya jangan dia, gua temenin juga ke china asal modalnya dari elu.
Akhir Kata
Gak ada sih Akhir kata, gua cuan mau bilang, makanya sekolah yang bener biar gak rasisnya gak menular dan jadi pandemic.
Leave a Reply