Daftar Isi
19 Merk Paling Berkualitas Peralatan Pendakian Gunung, Camping dan Kegiatan Outdoor
Dzargon – Peralatan pendakian adalah hal yang paling penting bagi mereka yang suka camping atau mendaki gunung karena menjadi faktor pendukung utama untuk kenyamanan dan keselamatan selama di alam bebas. Selain dari bentuk, ukuran, dan berat, pertimbangan kualitas adalah sebuah keharusan karena tentu saja kita tidak ingin kecewa karena harus merasakan dinginnya alam bebas karena kompor murahan yang dibeli tidak nyala karena harganya murah dan ronsokan.
Berbicara kualitas tentu saja dipengaruhi oleh bahan dan teknik pembuatan dari peralatan, namun sangat panjang untuk menjelaskan hal tersebut. Beberapa pendaki sudah mempercayakan kualitas pada beberapa Brand ternama yang sudah diuji kualitas oleh waktu dan pengguna yang banyak, tidak hanya di jalur pendakian gunung tertinggi di Indonesia tapi juga beberapa dari merek ini sudah digunakan sebagai andalan di Gunung Everest . Brand-brand tersebut sudah di akui dunia, sehingga tidak ada lagi pertanyaan mengenai kualitas. Apa saja merek-merek tersebut, berikut ini ulasannya.
1. Deuter
Pada urutan pertama ada sebuah merek bernama Deuter yang berasal dari negeri Panser Jerman. Porduk utama dari merek ini adalah ransel dan Backpack untuk kegiatan ekstrem seperti pendakian gunung, tracking, olahraga salju dan kegiatan outdoor lainnya.
Penempatan Deuter bukan tanpa alasan, pengalaman 100 tahun lebih melayani membuatnya kenyang dengan pengembangan produk. Deuter yang dilafalkan Doyt-ter ini sudah berdiri sejak tahun 1898 terus melakukan penelitian untuk menciptakan perlengkapan yang tidak hanya handal dan tahan tapi juga nyaman di punggung. Sebut saha pada tahun 1984, mereka memperkenalkan Backsystem Aircomfort yang memberikan kenyamanan pada daerah bagian punggung. sistem ini kemudian banyak diadaptasi oleh brand lain.
2. The North Face
Pada urutan kedua ada sebuah merek yang mulai berdiri pada tahun 1966 di San Francisco, California – Amerika Serikat. The North Face sebenarnya bukan nama gunung melainkan jalur pendakian dari puncak Gunung Eiger dari sebelah utara. Jalur yang paling sulit di taklukkan bahkan sudah banyak korban jiwa yang melawan karena ingin menaklukkan gunung dari arah utara. Nama ini kemudian memberikan inspirasi pembuatan produk-produk pendakian dari The North Face agar bisa menghadapi jalur tersebut.
Perusahaan yang didirikan oleh Douglas Tompkins dan Kenneth bisa dikatakan salah satu perusahaan penyedia peralatan pendakian yang super lengkap dan handal. Sangking handalnya, di Indonesia saja banyak sekali perusahaan liar yang tidak bertanggung memalsukan nama merek ini sehingga para pendaki pemula Indonesia menganggap merek ini tidak begitu dapat diandalkan, padahal kenyataan yang mereka nilai adalah produk KW.
3. Jack Wolfskin
Jack Wolfskin bisa dikatakan saingan terberat dari Deuter di Jerman, Meskipun usianya masih terbilang mudah namun dukungan dari perusahaan membuat Jack Wolfskin menjadi merek dengan jumlah permintaan pasar terbesar di Eropa, dan tentu saja ini tidak hanya disebabkan oleh Iklan tapi juga kualitas yang sudah teruji.
Didirikan di Jerman pada tahun 1981, Jack Wolfskin sudah bergerak di industri perlengkapan pendakian ekstrem, alas kaki, sepatu, ransel, sleeping Bag, tenda dan Rain Coat. Selain memiliki kualitas yang baik, Jack Wolfskin sadar bahwa desain merupakan pertimbangan tambahan yang dapat meningkatkan penjualan produk.
4. Karimor
Kembali lagi di Eropa, Merek yang satu ini bahkan sudah ada pada masa perang dunia kedua. Karrimor didirikan pada tahun 1946 oleh Charles dan Maria Parsons yang pada awal memulai bisnisnya dengan skala rumahan dan berbekal Mesin Jahit tangan. Lancashire adalah sebuah toko kecil berskala kelontong untuk menjual barang Karrimor. Merek asal Inggris ini menjadi terkenal ketika sekelompok petualang asal Afrika Selatan bernama Holdings Cullinan membeli produk ini untuk keperluan camping mereka.
Di Indonesia sendiri belum ditemukan importir yang ingin menjual Karrimor, namun dari segi permintaan produk sudah banyak. Hal ini menyebabkan pemesanan barang dilakukan dalam harga satuan yang berat di ongkos kirim sehingga Karrimor masuk dalam kategori brand outdoor yang mahal untuk kantong pendaki Indonesia.
5. Berghaus
Satu lagi produk Outdoor dari Sunderland, Inggris yang sudah menjajal pasar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Produknya menjadi sangat handal berkat sentuhan sang pendiri yang tidak lain adalah pendaki gunung, Peter Lockey dan Gordon Davison. Sebelum membuka perusahaan Bergaus, Mereka terlebih menjalan perusahaan LD Mountain Centre dan pada tahun 1972 kedua sahabat mulai merancang sedniri produk produk mereka kemudian di jual di toko dengan merek Berghaus yang secara harfiah berarti Rumah Gunung. Berghaus diambil dari bahasa Jerman.
6. Colombia Sportswear Company
Kembali ke Negeri Paman Sam, Ada sebuah merek perlengkapan pendakian gunung dengan nama Columbia Sportswear Company. Perusahaan ini tidak hanya bergerak di dunia Hiking tapi juga pakaian Olahraga dan pakaian luar. Perusahaan yang berkantor pusat di Cedar Milll, Oregon berlokasi dekat dengan Beaverton Colombia didirikan oleh Paul Lamfrom. Perkembangan produk Columbia Sportswear Company sangat pesat dan tidak hanya dibatasi pada pendakian tapi juga skiwear dan menjadi perusahaan penyedia perlengkapan Ski terbesar di Indonesia.
7. Gregory
Wayne Gregory mendirikan sebuah perusahaan peralatan outdoor pada tahun 1977 dan mengambil bagian dari nama belakangan sebagai mereknya. Perusahaan ini konsentrasi pada penjualan Produk Hiking seperti Tas, Sepatu dan Jaket. Kantor pusat dari Gregory didirikan di Black Diamond, Inc di Salt Lake City dan saat ini sudah mebuka cabang perusahaan di Asia yang berlokasi di Yokohama, Jepang dan di Eropa berlokasi di Basel, Swiss.
8. Black Diamond
Black Diamond merupakan perusahaan yang didirikan pertama kali untuk produk Sky dan Climbing, namun karena permintaan pasar semakin meningkat dan variatif, perusahaan ini mengembangkan produk ke perlengkapan mendaki gunung seperti Jacket, Hammock, Tas, Carrier, De Pack dan Sepatu. Perusahaan besar ini berawal dari perusahaan rumahan pada tahun 1975 kemudian berkembang menjadi perusahaan yang pioner di tiga Benua yaitu, Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.
9. Mammut
Mengambil nama dari mahluk berbulu super tebal yang mampu tinggal pada masa Ice Age, dengan harapan produk yang mereka kembangkan mampu mendukung kegiatan outdoor bahkan sampai di di daerah bersuhu ekstrem sekalipun. Mammut menjual produk aksesoris olahraga seperti Jaket, Sepatu, Tali, Sleeping Bag bahkan sampai Tali pendakian. Saat ini Mammut masuk dalam daftar 10 besar perusahaan peralatan pendakian gunung ini sudah membuka cabang di Jerman, Jepang, Korea, Norwegia Amerika Serikat dan China.
10. Osprey
Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan pendakian gunung yang didirikan pada tahun 1974 oleh Mike Pfotenhauer dan Diane Wren. Perusahaan yang berbasis di Colorado memulai bisnisnya dengan membuat Ransel dengan bentuk air contact. Tahun 2005, Osprey kemudian melakukan gebrakan dengan mengeluarkan produk ransel tipe Hip Belt dengan bentuk cetakan yang sesuai dengan bentuk tubuh calon pemakaian.
11. Marmot
Berpusat di Grand Junction, California pada tahun 1974, perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan Pakaian dan Outdoor gear. Perusahaan yang didirikan oleh Tom Boyce dan dua temannya yang sama-sama masih berstatus University of California bernama Eric Reynolds dan David Huntley. Didirikan oleh mahasiswa tapi tidak berarti menjual produk setengah setengah, buktinya pasar tetap meminta produk mereka hingga hari ini.
12. Arc’teryx
Arc’teryx adalah sebuah perusahaan yang berdiri di Vancouver Utara, di Kanada dengan produk olahraga luar ruangan. Meskipun masih berusia muda karena didirikan oleh tahun 1989, namun dari segi kualitas sudah menjajal dunia tidak hanya di dalam negeri. Logo Arc’teryx merujuk pada sebuah fosil burung generasi awal yang ditemukan oleh arkeolog. Bentuknya juga disesuaikan dengan pose awal fossil.
13. Rei
Rei mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para pendaki Indonesia, namun dari segi kualitas merek yang satu ini banyak diragukan padahal negatif branding dari REI hampir sama dengan merek The North Face, yakni merek yang paling banyak dipalsukan produsen nakal di Indonesia. REI termasuk salah satu produsen pendakian gunung yang paling lengkap mulai dari Tenda, jaket, sendal, sampai aksesoris kecil seperti slayer, topi dan Dompet.
14. Lowe Alpine
Nama Lowe Alpine pernah muncul di Indonesia dengan merek Alphine dan terkenal di kalangan pendaki gunung tahun 1990-an, namun segera di gusur oleh merek lokal yang memiliki kualitas serupa namun dijual dengan harga lebih murah. Lowe Aplhine didirikan oleh seorang pendaki bernama Greg Lowe pada tahun 1967 dan Alphine terinspirasi dari gunung Alphine. Perusahaan yang berada dibawah naungan Teknologi Holding Ltd dan sudah menginvasi negara negara di Eropa.
15. Patagonia
Patagonia adalah sebuah merek pakaian Ventura yang berpusat di Amerika Serikat tepatnya di negara bagian California. Perusahaan yang didirikan oleh Yvon Chouinard pada tahun 1973 dan fokus untuk produk olahraga luar ruangan. Meskipun pangsa pasarnya sudah menembus luar Amerika Serikat namun di Indonesia sendiri merek ini belum begitu dikenal di kalangan pendaki.
16. Lafuma
Merek Perlengkapan Outdor Lafuma baru saja menginvasi Indonesia kurang lebih 5 tahun yang lalu dan mulai mencuri perhatian pendaki Indonesia. Konsitensi Lafuma dalam membuat perlengkapan sudah teruji sejak tahun 1930 untuk membuat Ransel. Perusahaan dari Prancis ini sudah menjajal perlengkapan outdoor lengkap seperti Ransel, Sleeping Bag, Alas Kaki dan perlengkapan olahraga Outdoor seperti Ice Ski.
17. Millet
Satu lagi perusahaan Outdoor yang memberikan sentuhan Fashion dalam setiap Produknya sehingga sangat laku di kalangan para pendaki Cewek bahkan bukan di saat mendaki tapi menghadapi cuaca dingin Eropa. Millet pada awalnya menyediakan jasa untuk pembuatan kantong tidur milik Lafuma dan juga perusahaan Timberland dan Colombia Sportswear. Berdasarkan pengalaman ini, Millet kemudian membuat brand sendiri untuk perlengkapan Outdoor.
18. Eiger
Sentimen negatif terhadap produk Indonesia masih melekat di konsumen Indonesia itu sendiri, terbukti melalui merek Eiger yang sudah memiliki kualitas malah dianggap merek luar, padahal Eiger didirikan oleh Ronny Lukito di Bandung pada tahun 1993. Merek Eiger masuk dalam perusahaan Eigerindo Multi Produk Industri merupakan brand asli Indonesia.
Seperti yang kita ketahui jika Eiger adalah nama sebuah Gunung di Alpen dengan ketinggian 3.970 meter di atas permukaan laut. Ronny menggunakan nama ini karena puncak gunung ini sangat sulit di taklukkan dari Utara atau (the North Face). Meskipun dikembangkan di Indonesia yang sudah mendapat sentimen negatif dari sisi Kualitas, namun nama Eiger mulai merambah pasar internasional dan mendapatkan nama di Eropa. Di Indonesia sendiri, Eiger berhasil menggusur banyak brand internasional yang sudah terlebih dahulu menguasai pasar.
19. Consina
Melihat pertumbuhan pasar barang barang pendakian Indonesia yang begitu besar, Dyson kemudian mendirikan sebuah perusahaan Outdoor dengan lambang Cemara bernama Consina. Dengan modal awal satu mesin jahit Butterfly pada tahun 1998, Dyson berhasil melakukan ekspansi bisnis dan menciptakan produk berkualitas dengan harga murah sehingga produk lebih cepat dikenal pendaki lokal. Keseriusan Consina mengembangkan produk bahkan sudah pernah di uji di beberapa gunung tinggi di dunia seperti Alphen, Eiger dan pendakian Gunung Everest.
Leave a Reply